Broken Home


          Aku terbangun dari tidurku. Membuka mata dan meratap kedepan. Mereka tak kunjung usai berdebat. Sempat berpikir "apa yang ada dipikiran mereka?".Sa'at mereka bertengkar, aku berusaha untuk memisakan keduanya dengan maksud untuk mendamaikan. Namun usahakupun sia-sia dan aku malah diusir dari rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah. Aku berencana untuk membuat sebuah rumah kecil diatas pohon. Aku mencari bahan-bahan dan sekarang semua telah selesai. Tinggal memberi warna pada dinding rumah kecil itu. Di rumah kecil ini aku sering merenungkan kehidupanku. Disini tempat aku menenangkan pikiranku.


           Hari ini hari Senin, aku terlambat masuk ke sekolah. Seperti biasa para guru menghukumku dengan berdiri didepan tiang bendera usai upacara dilaksanakan. Karena aku sering terlambat masuk ke sekolah, pihak sekolahpun memberiku sebuah surat pemanggilan orang tua. Aku beralasan bahwa kedua orangtuaku tidak bisa datang karena sedang pergi keluar kota. Gurukupun percaya dengan perkata'anku.Kegiatan Belajar Mengajarpun selesai, dan teman-temanku bergegas keluar kelas. Aku masih di kelas sendiri. Aku merenung tentang kehidupan teman-temanku. Mereka bahagia bisa memiliki kedua orang tua yang sangat baik dan harmonis tanpa ada perselisihan dan pertengkaran. Mereka mendapatkan kasih sayang orang tua yang sangat aku idamkan. Aku tak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua. Aku iri pada mereka semua. Iya, aku IRI pada kalian.

           Tak terasa ternyata sudah sore. Aku barusaja ketiduran di sekolah. Aku terkejut, pintu sekolah tidak bisa dibuka dan ternyata dikunci. Aku berteriak dan tiada siapapun diluar kelas. Aku duduk  kembali ke tempat dudukku. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kelas, dan ternyata dia sahabat lamaku yang dulunya sekelas denganku. Sudah lama kami tak berjumpa. Dia membntuku tuk keluar kelas. Dia mengajakku tuk pergi keluar sekolah dan pergi ke rumahnya. Apa boleh buat? aku ingin mengasingkan diriku dari ketidak harmonisan keluarga.

          Setibanya di rumah sahabatku, aku diajak menginap. Malam telah tiba, dan handphonekupun berdering. Sejenak aku lihat, ternyata Mama menelponku. Sengaja tidak kuangkat panggilan itu. Aku teruskan untuk tidur bersama sahabatku. Tetapi dengan keada'anku yang seperti ini aku masih bersyukur bisa sekolah. Sahabatku ini putus sekolah gara-gara dia telah membuat keonaran yang sangat keterlaluan di sekolah. Aku curhat padanya. Diapun juga sebaliknya. Dia berkata padaku "Daripada kamu memikirkan hal-hal seperti itu, lebih baik kamu melakukan aktivitas yang bermanfa'at. Kamu mau nggak ikut aku besok mengamen di jalan? kan lumayan dapat uang bisa buat bayar seklahmu." . Aku berpikir sejenak. Tak ada salahnya bila kucoba ikut bersama sahabatku besok.

          Keesokan harinya, aku mengamen bersama temanku. Banyak uang yang kami dapatkan. Setelah kami merasa lelah, kami duduk-duduk sejenak didekat restoran yang tutup. Tiba-tiba ada sekumpulan anak-anak yang memakai pakaian yang tidak rapi berjalan menuju ke tempat kami. Salah satu diantara mereka berkata "Hey kalian, mau bergabung dengan kami tidak? kami ini Geng yang sudah populer dikawasan ini." . Aku dan sahabaku saling bertatap muka dan bingung memikirkan pertanya'an itu. Mereka memaksa kami untuk ikut bergabung dengan mereka. Tapi ya sudahlah, kami menuruti perminta'an mereka. Mereka mengajak kami pergi ke suatu tempat dan ternyata tempat itu adalah di toko besar yang sangat terkenal di kota ini. Kami disuruh untuk mengambil gadget sebanyak-banyaknya dari toko tersebut. Sa'at aku mencoba pertama kalinya aku mencuri, aku gagap dan tiba-tiba penjaga toko memegang tanganku dan membawaku ke luar pintu toko tersebut. Polisi datang tuk membawaku ke kantor polisi. Disana ternyata ada Papa dan Mama. Aku tercengang melihat kehadiran mereka. Baru saja aku masuk kantor itu, PLAK! Papa menamparku dengan kencang. Mama hanya bisa diam melihat tindakan Papa terhadapku.

Aku : "Kenapa Papa menamparku? apa salahku?" .
Papa : "Salahmu? coba kamu intropeksi diri nak! pasti kamu tahu! kamu telah melakukan perbuatan yang sangat memalukan! Papa malu nak! Papa malu! ini perbuatan yang tidak baik".
Aku : "Aku sudah capek Pa! memikirkan kehidupanku yang tak karuan ini! Papa dan Mama selalu saja memikirkan diri sendiri. Aku tak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kalian!".
          Seketika aku kabur dari tempat itu, dan aku berlari menuju rumah kecil pohonku. Aku menutup pintu rapat-rapat. Sahabatku juga berhasil kabur dari kantor polisi tadi. Baru saja dia memberiku kabar melalui ponsel.

          Keesokan harinya aku kembali ke sekolah. Tak tahu kenapa sesampainya di sekolah aku langsung dipanggil oleh kepala sekolah dan ternyata kebohonganku terbongkar. Kedua orangtuaku menyusul datang sekolah secara tiba-tiba. Pihak sekolah mempertemukanku dengan kedua orang tuaku. Lagi-lagi Papa marah padaku.

Papa: "Lagi-lagi kamu buat masalah! mau jadi apa kamu? baru aja kemarin berhubungan dengan kantor polisi, sekarang dengan kepala sekolah! kenapa kamu tidak memberikan surat itu pada Papa? jawab jujur Yan!".
Aku: "Lagi-lagi Papa marah! asal Papa tahu! aku beralasan seperti itu karena aku berpikir Papa dan Mama pasti sudah tidak bisa datang ke sekolah. Bagaimana aku bisa menyampaikan surat ini? sedangkan Papa dan Mama selalu saja sibuk berantem! Papa dan Mama nggak tahu aku kemana aja. Papa dan Mama nggak pernah memperdulikanku. Makan dan minum saja aku beli sendiri. Tidurpun aku sendiri nggak serumah lagi sama Papa Mama. Aku ingin seperti anak-anak yang lain. Setip hari tersenyum, bersemangat, mendapatkan kasih sayang yang sangat tulus. Aku ingin seperti mereka Pa! Ma!".
          Tiba-tiba suasana berubah menjadi sebuah kedamaian yang tak pernah terjadi. Papa dan Mama menangis dan memelukku. Aku berkaca-kaca. Kepala sekolah terharu dan teman-teman diluar yang menyaksikan hanya bisa diam mendengar perkata'anku tadi. Terimakasih Tuhan... engkau telah mempersatukan kami menjadi sebuah keluarga yang utuh lagi. Semoga tiada pertikaian yang membuat keluarga kami menjadi hancur. Inilah kisah yang aku resapi. Sebuah keajaiban datang mendamaikan hatiku.

8 Responses to "Broken Home"

Beri Komentar ya... terimakasih :)